Apabila
Anda ingin menggambarkan perubahan benda yang berukuran tiga dimensi ke
benda yang berukuran dua dimensi, benda itu harus diproyeksikan ke
bidang datar.
Teknik proyeksi ini juga berlaku untuk memindahkan letak titik-titik pada permukaan bumi ke bidang datar yag dinamakan PROYEKSI PETA.
Secara khusus pengertian
dari proyeksi peta adalah cara memindahkan sistem paralel (garis
lintang) dan meridian (garis bujur) berbentuk bola (Globe) ke bidang
datar (peta). Hasil pemindahan dari globe ke bidang datar ini akan
menjadi peta.Pemindahan dari globe ke bidang datar harus diusahakan
akurat. Agar kesalahan diperkecil sampai tidak ada kesalahan maka proses
pemindahan harus memperhatikan syarat-syarat di bawah ini:
1. Bentuk-bentuk di permukaan bumi tidak mengalami perubahan (harus tetap), persis seperti pada gambar peta di globe bumi. 2. Luas permukaan yang diubah harus tetap. 3. Jarak antara satu titik dengan titik lain di atas permukaan bumi yang diubah harus tetap.
Di dalam proses
pembuatan peta untuk dapat memenuhi ketiga syarat di atas sekaligus
adalah suatu hal yang tidak mungkin. Bahkan untuk dapat memenuhi satu
syarat saja untuk seluruh bola dunia juga merupakan hal yang tidak
mungkin, yang bisa dipenuhi hanyalah satu saja dari syarat-syarat di
atas dan ini hanya untuk sebagian kecil dari muka bumi.
Anda paham penjelasan di atas? Belum? Baiklah!
Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa dalam membuat peta kita hanya dapat
menggambar beberapa bagian permukaan bumi. Untuk dapat membuat peta yang
meliputi wilayah yang lebih luas atau bahkan seluruh permukaan bumi.
Untuk dapat membuat peta yang meliputi wilayah yang lebih luas atau
bahkan seluruh permukaan bumi kita harus mengadakan kompromi antara
ketiga syarat di atas. Sebagian dampak kompromi tersebut, keluarlah
bermacam-macam jenis proyeksi peta. Masing-masing proyeksi mempunyai
kelebihan dan kelemahan sesuai dengan tujuan peta dan bagian mukabumi yang digambarkan.
Bila diminta untuk
memetakan seluruh permukaan bumi, maka Anda dituntut harus tepat dalam
memilih proyeksi yang digunakan. Pemilihan proyeksi tergantung pada: - Bentuk, luas dan letak daerah yang dipetakan. - Ciri-ciri tertentu/ciri asli yang akan dipertahankan.
Sekarang perhatikan terlebih dahulu gambar berikut ini!
Pada gambar 03.3 Anda dapat melihat perubahan bentuk dari segi empat pada globe:
Berubah menjadi:
|
|
pada bidang datar. |
Sebagai akibatnya dapat dilihat pada gambar 03.4 berikut ini.
Pada gambar 03.4 bagian
tengah globe yaitu daerah sekitar garis khatulistiwa sedikit mengalami
distorsi (penyimpangan) sedangkan daerah kutub mengalami distorsi yaitu
menjadi lebih besar.
Proyeksi ini cocok untuk mempertahankan bentuk sekitar khatulistiwa.
Titik singgung antara permukaan bola bumi dan bidang datar dapat terletak pada kutub, ekuator atau antara kutub dan ekuator.
Misalnya Anda akan
memproyeksikan garis-garis meridian dan garis-garis lintang. Jika titik
singgung antara bidang datar dan permukaan bola bumi terletak di kutub
utara, setelah diproyeksikan garis lintang akan taampak sebagai
lingkaran konsentris yang mengelilingi kutub. Garis meridian akan tampak
sebagai garis lurus yang berpusat di kutub dengan sudut yang sama.
Perhatikan gambar berikut ini!
Pada gambar 03.6 Anda
dapat melihat perubahan bentuk pada garis lingkaran terluar. Garis
tersebut lebih besar dari garis di globe. Jadi paling banyak mengalami
distorsi. Pada bagian kutub relatif tidak mengalami perubahan atau
distorsi, jadi hampir mendekati kesesuaian. Proyeksi ini cocok untuk
mempertahankan bentuk sekitar kutub.
www.facebook.com/rolypadlankaloko
2. Macam - macam proyeksi peta |
|
1. |
Berdasarkan sifat asli yang dipertahankan |
|
a. |
Proyeksi Ekuivalen adalah luas daerah dipertahankan sama, artinya luas di atas peta sama dengan luas di atas muka bumi setelah dikalikan skala. |
|
b. |
Proyeksi Konform artinya bentuk-bentuk atau sudut-sudut pada peta dipertahankan sama dengan bentuk aslinya. |
|
c. |
Proyeksi Ekuidistan artinya jarak-jarak di peta sama dengan jarak di muka bumi setelah dikalikan skala. |
|
|
|
2. |
Berdasarkan Kedudukan Sumbu Simetris |
|
a. |
Proyeksi Normal, apabila sumbu simetrisnya berhimpit dengan sumbu bumi. |
|
b. |
Proyeksi Miring, apabila sumbu simetrinya membentuk sudut terhadap sumbu bumi. |
|
c. |
Proyeksi Transversal,
apabila sumbu simetrinya tegak lurus pada sumbu bumi atau terletak di
bidang ekuator. Proyeksi ini disebut juga Proyeksi ekuatorial. |
|
|
|
3. |
Berdasarkan bidang asal proyeksi yang digunakan |
|
a. |
Proyeksi Zenithal (Azimuthal), adalah
proyeksi yang menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksinya.
Proyeksi ini menyinggung bola bumi dan berpusat pada satu titik. Untuk memperjelas silahkan perhatikan lagi gambar 03.5. Proyeksi ini menggambarkan daerah kutub dengan menempatkan titik kutub pada titik pusat proyeksi.
Ciri-ciri Proyeksi Azimuthal: a. Garis-garis bujur sebagai garis lurus yang berpusat pada kutub. b. Garis lintang digambarkan dalam bentuk lingkaran yang konsentris mengelilingi kutub. c. Sudut antara garis bujur yang satu dengan lainnya pada peta besarnya sama. d. Seluruh permukaan bumi jika digambarkan dengan proyeksi ini akan berbentuk lingkaran.
Proyeksi Azimuthal dibedakan 3 macam, yaitu: a. Proyeksi Azimut Normal yaitu bidang proyeksinya menyinggung kutub. b. Proyeksi Azimut Transversal yaitu bidang proyeksinya tegak lurus dengan ekuator. c. Proyeksi Azimut Oblique yaitu bidang proyeksinya menyinggung salah satu tempat antara kutub dan ekuator.
Untuk memperjelas pemahaman, perhatikan gambar berikut ini!
|
|
|
Khusus proyeksi Azimut Normal cocok untuk memproyeksikan daerah kutub. Perhatikan gambar berikut ini!
|
|
|
Gambar 03.8. Peta daerah kutub utara hasil proyeksi Azimuth Normal
|
|
|
Karena
proyeksi Azimuthal paling tepat untuk menggambarkan kutub, maka
penggambaran kutub melalui proyeksi ini dibedakan menjadi 3 macam yaitu: |
1. |
Proyeksi Gnomonik Pada
proyeksi ini pusat proyeksi terapat di titik pusat bola bumi. Ekuator
tergambar hingga tak terbatas. Lingkaran paralel berubah ke arah luar
mengalami pembesaran yang cepat dan ekuator tidak mampu digambarkan
karena pembesaran tak terhingga tadi. Pada daerah lintang 45° akan
mengalami pembesaran 3 kali.
Perhatikan gambar dibawah ini!
|
|
Gambar 03.10. Lingkaran besar diproyeksikan sebagai garis lurus
|
2. |
Proyeksi Azimuthal Stereografik Titik
sumber proyeksi di kutub berlawanan dengan titik singgung bidang
proyeksi dengan kutub bola bumi. Jadi jarak antara lingkaran paralel
tergambar semakin membesar ke arah luar.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut ini!
|
3. |
Proyeksi Azimuthal Orthografik Proyeksi
ini menggunakan titik yang letaknya tak terhingga sebagai titik sumber
proyeksi. Akibatnya sinar proyeksinya sejajar dengan sumbu bumi.
Lingkaran
paralel akan diproyeksikan dengan keliling yang benar atau ekuidistan.
Jarak antara lingkaran garis lintang akan semakin mengecil bila semakin
jauh dari pusat.
Gambar 03.12. Proyeksi Azimuthal Orthografik, hanya sesuai dekat pusat peta saja
|
|
|
b. |
Proyeksi Kerucut (Conical Projection),
Proyeksi Kerucut yaitu pemindahan garisgaris meridian dan paralel dari
suatu globe ke sebuah kerucut. Untuk proyeksi normalnya cocok untuk
memproyeksikan daerah lintang tengah (miring). Proyeksi ini memiliki
paralel melingkar dengan meridian berbentuk jari-jari. Paralel berwujud
garis lingkaran sedangkan bujur berupa jari-jari.
Perhatikan Gambar berikut ini!
|
|
|
Proyeksi kerucut diperoleh
dengan memproyeksikan globe pada kerucut yang menyinggung atau memotong
globe kemudian di buka, sehingga bentangnya ditentukan oleh sudut
puncaknya. Proyeksi ini paling tepat untuk menggambar daerah daerah di
lintang 45°. |
|
|
Proyeksi kerucut dibedakan menjadi 3 macam yaitu: |
1. |
Proyeksi kerucut normal atau standar Jika garis singgung bidang kerucut pada bola bumi terletak pada suatu paralel (Paralel Standar). |
2. |
Proyeksi Kerucut Transversal Jika kedudukan sumbu kerucut terhadap sumbu bumi tegak lurus. |
3. |
Proyeksi Kerucut Oblique (Miring) Jika sumbu kerucut terhadap sumbu bumi terbentuk miring. |
|
|
|
Dari gambar tersebut dapat dikemukakan ciri-ciri proyeksi kerucut antara lain: |
1. |
Semua garis bujur merupakan garis lurus dan berkonvergensi di kutub. |
2. |
Garis lintang merupakan suatu busur lingkaran yang konsentris dengan titik pusatnya adalah salah satu kutub bumi. |
3. |
Tidak dapat menggambarkan seluruh permukaan bumi karena salah satu kutub bumi tidak dapat digambarkan. |
4. |
Seluruh proyeksi tidak merupakan satu lingkaran sempurna, sehingga baik untuk menggambarkan daerah lintang rendah. |
|
|
c. |
Proyeksi Silinder atau Tabung Proyeksi
Silinder adalah suatu proyeksi permukaan bola bumi yang bidang
proyeksinya berbentuk silinder dan menyinggung bola bumi.
Apabila pada proyeksi ini
bidang silinder menyinggung khatulistiwa, maka semua garis paralel
merupakan garis horizontal dan semua garis meridian merupakan garis
lurus vertikal.
Perhatikan gambar-gambar berikut ini!
|
|
|
Penggunaan proyeksi silinder mempunyai beberapa keuntungan yaitu: |
1. |
Dapat menggambarkan daerah yang luas. |
2. |
Dapat menggambarkan daerah sekitar khatulistiwa. |
3. |
Daerah kutub yang berupa titik digambarkan seperti garis lurus. |
4. |
Makin mendekati kutub, makin luas wilayahnya. |
Jadi keuntungan proyeksi ini
yaitu cocok untuk menggambarkan daerah ekuator, karena ke arah kutub
terjadi pemekaran garis lintang. |
|
|
Proyeksi Azimuthal,
proyeksi kerucut (conical) dan proyeksi silinder (cylindrical) termasuk
kelompok proyeksi murni. Penggunaan jenis proyeksi-proyeksi murni ini
sangat terbatas.
Nah sampai di sini apakah
Anda telah memahami uraian di atas? Bila belum ulangi sekali lagi
membaca uraian materi di atas dan cobalah menggambarkan setiap jenis
proyeksi!
|
|
d. |
Proyeksi Gubahan (Proyeksi Arbitrary) Proyeksi-proyeksi
ini dipergunakan untuk menggambarkan peta-peta yang kita jumpai
sehari-hari, merupakan proyeksi atau rangka peta yang diperoleh secara
perhitungan. |
|
|
Contoh-contoh proyeksi gubahan antara lain: |
1. |
Proyeksi Bonne (Equal Area)
Sifat-sifatnya sama luas. Sudut dan jarak benar pada meridian tengah
dan pada paralel standar. Semakin jauh dari meridian tengah, bentuk
menjadi sangat terganggu. Baik untuk menggambarkan Asia yang letaknya di
sekitar khatulistiwa. |
|
|
2. |
Proyeksi Sinusoidal Pada
proyeksi ini menghasilkan sudut dan jarak sesuai pada meridian tengah
dan daerah khatulistiwa sama luas. Jarak antara meridian sesuai, begitu
pula jarak antar paralel. Baik untuk menggambar daerah-daerah yang kecil
dimana saja. Juga untuk daerah-daerah yang luas yang letaknya jauh dari
khatulistiwa. Proyeksi ini sering dipakai untuk Amerika Selatan,
Australia dan Afrika.
|
3. |
Proyeksi Mercator Proyeksi
Mercator merupakan proyeksi silinder normal konform, dimana seluruh
muka bumi dilukiskan pada bidang silinder yang sumbunya berimpit dengan
bola bumi, kemudian silindernya dibuka menjadi bidang datar.
Sifat-sifat proyeksi Mercator yaitu: |
a. |
Hasil proyeksi adalah baik dan betul untuk daerah dekat ekuator, tetapi distorsi makin membesar bila makin dekat dengan kutub. |
b. |
Interval jarak antara meridian adalah sama dan pada ekuator pembagian vertikal benar menurut skala. |
c. |
Interval jarak antara paralel tidak sama, makin menjauh dari ekuator, interval jarak makin membesar. |
d. |
Proyeksinya adalah konform. |
e. |
Kutub-kutub tidak dapat digambarkan karena terletak di posisi tak terhingga. |
|
4. |
Proyeksi Mollweide Pada proyeksi ini sama luas untuk berubah di pinggir peta.
|
5. |
Proyeksi Gall Sifatnya sama luas, bentuk sangat berbeda pada lintang-lintang yang mendekati kutub.
|
|
Gambar 03.23. Proyeksi Gall
|
6. |
Proyeksi Homolografik (Goode) Sifatnya sama luas. Merupakan usaha untuk membetulkan kesalahan yang terjadi pada proyeksi Mollweide. Baik untuk menggambarkan penyebaran |
|
|
|
Gambar 03.23. Proyeksi Gall
|
|
|
Untuk selanjutnya kapan masing-masing proyeksi itu dipakai? Jawabannya begini! |
|
Kalau yang akan digambarkan itu antara lain: |
1. |
Seluruh Dunia |
|
a. |
Dalam dua belahan bumi: pakai Proyeksi Zenithal Kutub. |
|
b. |
Peta-peta statistika (penyebaran penduduk, hasil pertanian dsb.): pakailah Mollweide. |
|
c. |
Arus laut, iklim : pakai Mollweide atau Gall. |
|
d. |
Navigasi dengan arah kompastetap : pakai Mercator. |
|
e. |
Navigasi dengan jarak terpendek yaitu melalui lingkaran besar : pakai Gnomonik. |
2. |
Daerah Kutub Gunakan proyeksi Zenithal sama jarak. |
3. |
Daerah belahan bumi sebelah selatan, gunakan: |
|
a. |
Sinusoidal |
|
b. |
Bonne |
4. |
Untuk daerah yang lebar ke samping dan terletak tidak jauh dari khatulistiwa: pilih salah satu dari proyeksi jenis kerucut. |
5. |
Untuk daerah yang membujur pipih Utara-Selatan dan terletak tidak jauh dari khatulistiwa maka pilih Proyeksi Bonne. |
Sampai di sini pembahasan tentang proyeksi peta, mudah-mudahan Anda sudah memahami. |
|
|